Perbedaan OSI Layer vs TCP/IP

Perbedaan OSI Layer vs TCP/IP

  • 23 January 2021
  • Network
  • Ditulis oleh Arif Zulfikar Pelian
  • 8.9K Views

Jika ditanya apa beda OSI dan TCP/IP? Sebagian besar yang belajar network seharusnya jangan hanya bisa nyebutin layer2nya saja. Kita harus mengetahui bahwa teknologi yang kita gunakan sekarang di laptop kita atau salah satu contohnya (Internet Protocol) itu merupakan teknologi TCP/IP termasuk protokol-protokolnya lainnya seperti Ethernet, DNS, TCP, UDP, dan lain sebagainya. 

Pertanyaannya, apa perbedaannya dengan OSI? 

Jawaban paling simpel adalah jumlah layernya. Coba bandingkan gambar dibawah ini:

OSI Layer vs TCP/IP

OSI model memiliki 7 layer, sedangkan di sebelah kanannya DARPA model (TCP/IP Versi kurikulum Cisco, beberapa ahli seperti behrouz fohrouzan menulis dibukunya bahwa TCP/IP memiliki 5 layer) memiliki hanya 4 layer. Gambar paling kanan adalah protokol-protokol dari teknologi TCP/IP. 

Banyak yang tidak sadar bahkan menganggap bahwa protokol tersebut merupakan bagian dari OSI juga. Hal ini harus diluruskan karena jangan sampai salah persepsi terutama untuk teman-teman yang ingin menjadi ahli di bidang jaringan. OSI dikembangkan oleh sebuah organisasi yang merupakan badan standarisasi internasional ISO, pengembangan ini merupakan usaha untuk menstandarisasi komunikasi data antara berbagai vendor agar tidak terjadi monopoli agar berbagai vendor dapat berkomunikasi. Bayangkan jika tidak ada ide untuk model standarisasi ini, mungkin hanya ada satu perusahaan perangkat jaringan saja yang dipakai oleh engineer di seluruh dunia untuk komunikasi data.

Sedangkan TCP/IP dikembangkan oleh DoD (Departement of Defense) U.S pada tahun 1970an, kenyataannya model teknologi TCP/IP ini ternyata lebih populer digunakan dipasar ketimbang model yang dikembangkan oleh OSI. Nah, saya mungkin hanya bisa memberi contoh kecil pada layer network, IP (Internet Protocol) dikembangkan oleh TCP/IP dan lebih populer ketimbang teknologi buatan OSI salah satunya mungkin CLNP (Connectionless mode Network Service Protocol). 

Format IP yang dikembangkan oleh TCP/IP lebih mudah ketimbang CLNP yang dikembangkan OSI, bila kita perhatikan format IPv4 contohnya adalah kumpulan 32 bit yang dijadikan angka contoh seperti : 192.168.1.1, 10.10.10.1, 8.8.8.8, dsb. Sedangkan CLNP formatnya lebih complex, apabila teman-teman belajar teknologi routing IS-IS, teknik CLNP ini lah yang digunakan untuk menforward paket-paket data agar sampai ke tujuan. 

Format CLNP ada tiga : simple format, OSI format, dan Gosip format. Masing-masing perangkat juga menggunakan format yang berbeda pula untuk konfigurasinya, cisco menggunakan format OSI.

Format CLNP ialah seperti dibawah ini : 

Simple format:

Area?System ID?SEL

OSI format:

Domain?Area?System ID?SEL

GOSIP format:

AFI?ICD?DFI?AAI?Reserved?RDI?Area System ID?SEL

Masing-masing penjelasannya :

  • AFI Authority and format identifier (47 for Cisco routers)
  • ICD International code designator
  • DFI Domain specific part
  • AAI Administrative authority identifier
  • RDI Routing domain identifier (autonomous system number)
  • SEL Network Service Access Port (NSAP)
  • Area Used by L2 routers
  • System ID Used by L1 routers; typically an interface Media Access Control (MAC) address

Contoh formatnya mungkin ketika kita menggunakan routing IS-IS dengan memasukan alamat network seperti ini :

00.0001.0050.4210.91e2.00 -> teknik CLNS format OSI.

Lebih sulit bukan ketimbang IP?  Ketiga format diatas sering digunakan untuk teknik routing IS-IS.

Sekarang yang jadi pertanyaan kenapa OSI layer tetap dipelajari? 

Jawaban paling sederhana karena OSI layer dapat menggambarkan proses enkapsulasi antara tiap layer dengan lebih detail dan lebih mudah dipahami, sedangkan model TCP/IP ini terlalu sederhana bila digunakan untuk menggambarkan proses enkapsulasi tersebut.

Kesimpulan :

  • Teknologi OSI dan TCP/IP itu jelas berbeda, TCP/IP lebih populer untuk digunakan karena lebih sederhana ketimbang model OSI.
  • Teknologi yang sebagian digunakan oleh kita sehari-hari untuk mengakses internet adalah teknologi TCP/IP, bukan teknologi OSI. Hal ini jelas terlihat berbeda dari protokol yang digunakannya.
  • Model arsitektur seperti ini digunakan agar ada standarisasi antara vendor, selain itu hal yang paling logis ialah menggambarkan bagaimana komunikasi antara data secara logik terjadi antara tiap layer dan teknologi protokol yang digunakannya.
  • Model seperti ini mempermudah arsitek jaringan mendesain sebuah protokol karena sudah didefinisikan dengan jelas setiap layer memiliki fungsi yang berbeda-beda.
  • Masih banyak model-model lain yang mungkin bisa kita pelajari seperti apple talk, IPX, Signalling System, UMTS, dan lain sebagainya. Namun nasib dari model-model ini tidak seberuntung model TCP/IP yang jauh lebih populer.